perayaan

siapa kira 

bisa menerka kita,

menjadi 


laju malam melaju separuh penuh 

dingin udara itu sunyi mewah mengisi 

waktu berbuah pintu 

tiba membuka dan mengisi 

ingatan-ingatan yang pohon 

rimbun tiba menyebar


aku duduk sebentar 

mencari wangi telon yang tumbuh dekap sekali

sebelum selamat malam berlumur minyak serai di telapak kaki

letih punggungmu lebih dahulu hanyut 

oleh kabar sederhana tentang bukit dan laut 

yang mendengkur di lengan kuat

kuning cahaya 

lagu-lagu yang bulan suatu hari  


lalu nyala apimu 

kudapati terkulai perlahan ke tepi dugaan hujan pagi hari

yang biru muda semenjana

yang melintasi jembatan mawar 

mengecup toko-toko

jalan-jalan lengang

dan berakhir manis ke teras rumah tanpa mata

seperti cinta yang jatuh misalnya


lalu siapa kira 

bisa menerka kita,

menjadi

denyut dari jantung

perayaan-perayaan seperti ini


Komentar

Postingan Populer