kepada istri

telah larut bulan di pekarangan
menguning dan berlayang sunyi
pada keningmu, 
angin berseru memutar kemudi
seperti tiba dari bimbang tempat-tempat yang jauh
berwarna asing
dan membawakan sesuatu 

di kaki kemarau kali ini 
nikmat pejam itu usah patah dahulu
sebab biar luruh seluruh candu pekerjaanku ini
menjadi riuh rintik yang gugur
dan cahaya suar suatu hari

sementara remang ruang semakin berbicara
aku berhitung mundur; 
semoga lelah-letih itu
senantiasa tunduk
dan alamat riang 
tak sukar untuk menepi
menemukanmu 

selamat merayakan usia, sayang
berbahagialah hingga ujung
usah berhenti
aku menyaksikan

Komentar

Postingan Populer